Aku tak asing sangat dengan Rumah PENA dan aktiviti yang mereka anjurkan. Bersaabat dengan orang-orang kuat PENA, S.M Zakir, Saleeh Rahamad dan Datuk Ibrahim Ghafar (sekedar menyebut beberapa nama), aku pernah tertidur pulas di ruang tamu mereka dalam keasyikan berborak dengan abang Khalid Salleh (Wak) suatu waktu dulu. Pesahabatan kami bermula pada bulai Mei 2007, apabila menyertai Pesta Penyair Nusantara Ke-1 di Medan, Indonesia.
.
Persahabatan yang ternyata ikhlas dan jujur, tetap akrab sehingga kini. Persahabatan tersebut membuat aku satu-satunya orang Brunei yang sering dijemput oleh PENA untuk mengikuti acara mereka kemana-mana. Terima kasih.
.
Jadi, Malam Baca Puisi PPN-3 kuhadiri untuk bersantai sambil menjalin persahabatan baru. Pak Ibrahim Ghafar menjemputku untuk membaca puisi. Tapi aku bilang, biarlah, beri peluang teman-teman yang lain, yang belum pernah membaca puisi di sana. (Aku boleh saja singgah pada Jumaat pertama setiap bulan baharu untuk melepas gian baca puisi dengan mereka…).
.
Aku sempat merakam beberapa gambar untuk kenangan. Gambar-gambar ini khusus untuk teman-teman semua dan kalau ada yang berkenan, silakan salin untuk dijadikan koleksi peribadi. Selamat menikmati malam indah tersebut…
.
Ini dia Pak Ibrahim Ghafar yang pernah tercedera kena gigitan anjing gila... 🙂
Bersama Mohammad Saleeh Rahamad, pensyarah UM yang berabang denganku. Terima kasih untuk kemesraan itu dik. Sebelah itu, cikgu Nawaweee, sifu dunia perpuisian banyak penyair.
Suasana santai Malam Baca Puisi di Rumah PENA. Memang sentiasa santai. Tak perlu basa-basi...
Zakaria, penyair dari selatan Thailand, yang fasih berbahasa Melayu
Fuad, pensyarah UMS Sabah sedang mendeklamasikan puisi sajen ong ong gedegedegedek kataknya
Yang di tengah itu, bang Marsli N.O, santai sebelum tiba saat dia menggempur keheningan malam dengan gaya deklamasi yang tak sah jika tidak 'mengamuk' atas pentas (Amaran untuk yang ada masalah jantung, jangan ambil tempat duduk paling depan bila dia naik ke pentas)
Penyair memang orang-orang sederhana. Berdiri menikmati bait-bait indah puisi adalah situasi biasa di Rumah PENA. Bebas. Tanpa rotokol yang menjengkelkan...
Prof Madya Dr Haji Arbak Othman bersama Rahimidin. Aku suka gaya merokok Prof ini. Temanku lari dari 'majlis resmi' jika gian hendak menambah tahap nikortina dalam darah... 🙂
Ada jualan buku juga di sana. Tapi, kali ini taka ada pula bku si Marjan. Apa hal dik? Buku semua dah jual pada Najib, ker? Hehehe...
Salah seorang peserta Brunei (kalau ikut dari ukuran badan... Hehehe...) Yang baju biru itu, maaf, aku tak tahu siapa...
Kesempatan bergambar dengan 'katak' yang didatangkan khas dari Sabah... Hehehe...
Ini dia abang Khalid Saleeh, pelakon filem, drama dan teater yang gah di puncak persada. Aku suka dengan sajak 'kebabian' yang dideklamasikannya malam itu...
Tags: Datuk Dr Ibrahim Ghafar, Fuad Bebet, Khalid Saleeh, Malam Baca Puisi, Marsli N.O, PENA, PPN 2009, Prof Madya Dr Haji Arbak, Rahimidin, S.M Zakir, Saleeh Rahamad
Recent Comments