Tag Archives: Asia

Pecah dan Perintah

14 Jun

A moment with The Regent of Perak, Raja Nazrin Shah

A moment with The Regent of Perak, Raja Nazrin Shah

1. Untuk Pejuang Muda

Lumumba mati

Dia menuntut persamaan…

Kenneddy pun mati

Dia mengimpikan keamanan…

Lama dulu Hussain juga mati

Terbunoh, di Karbala, mempertahan kedaulatan…

Sedang Jebat turut kecundang

.

Di tangan sahabat, menentang kezaliman…

Dan berita ini kukhabarkan kepadamu

Kerana aku tidak mahu kau mati

Biarpun kau hamba kebenaran…

.

Namun janji-Nya kita semua meniti hari

Dan mati adalah sesuatu yang pasti

Biar dia seorang yang bernama

.

Soal kubur kita serupa…

Kerana kau seorang pemikir

Ketegasan dan keberanian adalah perlu

Kemarahan selalu saja hampir, melihat

Ayam mati di kepuk padi…

Itik kehausan di air tenang…

Namun perjuangan itu jalannya sukar

Penuh darah dan airmata

Sedang orang sabar terus subur…

Dan memang jika namanya pejuang

Satu hari kau pasti menang

Syurga milik syuhada…

.

Dosakah marah menentang bathil?

Pahalakah diplomasi memenangi hati?

Lenakah tidur, mulut berkata ‘ya’ dada sesak menyebutnya?

Sedang adik-adik pasrah dengan ketentuan pengurusan

Hati sedih merintih gagal mengapai simpati mereka

Ah, siapalah kita kalau tak kenal Balesteros dan Niklaus…

.

Rugi diikut resmi dian

Fitrahnya membakar diri

Antara pangkat dan rasa hormat sang majikan

Terselit sekelumit pengharapan orang bawahan

Namun pilihlah anak-isteri dan ibu tercinta

Hidup matimu biar untuk mereka…

.

2. Apa Khabar Bos?

Firaun mati

Bongkaknya meniup badai

Hartanya bukan perisai…

Hitler juga mati

Niat buruknya berkecai

Tenteranya bercerai-berai…

.

Marcos juga sudah mati

Ah, bukankah dia dulunya pejuang kemerdekaan?

Peradapan manusia lupa pencipta-Nya

Dari segumpal tanah kita datang

Akan ke tanah juga akhirnya

Sedang rakyat seperti gunung berapi bunting lava

Menanti saat untuk memuntahkan laharnya

Dan sejarah tak pernah dusta…

.

Lupakah janji Tuhan?

Kun fa ya kun… singkat perintah-Nya

Gunung kekar runtuh, maka runtuhlah…

Ribut Greg, kejatuhan Ringgit dan Sang Saka

Sekelumit peringatan-Nya,

Kembalilah ke pangkal jalan…

.

3. Silakan Yang Berhormat, Junjung…

Lahir kita telanjang

Mati dibalut kafan…

.

Di puncak jaya

Rumahmu tersegam megah

Halaman luas cuma ada bonsai dan anggerik Saleha

Tanpa batas cabi, tanpa batas sawi

Bukti hakikat, keberhasilan diri

Serta tidurmu didodoi santri…

.

Sedang SEL300mu derumnya menggerunkan

Lambang status, aku orang besar

Dan harus dibesarkan…

.

Shah Iran dengan Savaknya

Juga Hitler dengan kekuatan Gestaponya

Napoleon dan Genghis Khan

Semua hancur dalam keangkuhan…

.

Hidup ini terminal

Tempat singgah, menanti tujuan asal

Hakiki dan kekal abadi…

.

Sedang setiap langkah diperhitungkan

Rasau bagimu bukan masaalah, ya memang

Siratal Mustaqim nanti bagaimana cerita?

Perlukah Merc yang hitam berkilat warnanya?

.

4. Yang Bergelojak Jiwanya

Di belakang Ceasar terpacak pisau Brutus

Dan cerita sebegini, akan berlanjutan terus…

.

Sejarah kita parah

Jangan dilupa ‘pecah dan perintah’

Penyakit kita paling ketara, PHD…

Sayang…, itulah tiket ke neraka…

.

Perlukah jadi dedalu?

Suksess kebetulan cuma, jangan diburu

Sedang rezeki hak Tuhan, Allah Azza Wajalla…

Yang bulat datang bergolek

Yang pipih datang melayang

Berkiblatlah pada qadak dan qadar-Nya…

.

Kalau pun memang jawatan atau sesuatunya jadi igauan

Jangan digapainya cara Brutus

Meniti ke puncak jaya

Berbaloikah di atas derita mereka…?

.

Jika kau berpaut pada awan…

Pasti jatuh, sebelum awan itu sendiri bercerai berai…

.

.

Camar Putih

Seria, Ogos 1998

Missing Class of May 2009

13 Jun
In Aceh, June 2007

In Aceh, June 2007

There is no great genius without the mixture of madness…

ARISTOTLE

It is now 3.50 am, Saturday, June 13, 2009. Tried to get some sleep just now, but to no avail. It has been like this for 31 years, since 1978. The year I started my studies in Sixth Form Centre, Pusat Tingkatan Enam in Malay and in short, PTE, Jalan Muara. We were the last sixth formers to study there and the first batch to occupy the new PTE in Jalan gadong, before the name was changed to Maktab Duli Al-Muhtadee Billah.

Many of my SSS Class of May 2009 students were not aware that every time during their ‘full intensive’ course period, the seems to be ever energetic cikgu Mansor was actually coming to teach each day with very little sleep. The most I slept was four hours, for three solid weeks. Syukur alhamdulillah, no matter how little sleep I had everyday, it is very unlikely my students will see me yawning during class. It is all for the love of those victims of consequences – who had put their trust in me helping them to go thru the tough infamous Ujian Bahasa Melayu (Malay Language Exam) – and to help them improve their family and future generations living conditions – to achieve their future excellence, to better serve the country and to uphold our loving monarch sovereignty and legacy. And I am so passionate in doing this, something I know and something I do best. A born teacher…

Quoting what Jan Shim said in an earlier post, “everything happens for a reason…”.

My biggest number of student passing the exam was from Class of May 2007 (P28). 56 students out of possible 66 is now a proud and responsible citizen of Negara Brunei Darussalam (NBD). I believed, at-least two out of ten who failed from that P28 group was not because of scoring below 50 marks. There are other ‘ruling’ and criterion which the candidates need to adhere to.

NBD never judge the citizenship applicants qualification by checking how much money and property ones have, nor did the government requires each one of us to be potential gold medal earners in the Olympics. The government also never check you on your medical status. And the application process is always free of charge (only Cikgu Mansor charges you, hehehe…). NBD is only interested to know if you are indeed a law abiding (Berkelakuan Baik) PR’s, apart from, yes, passing the Ujian Bahasa Melayu. So, it is very important to pass the Exam and at the same time avoiding breaking our penal code law. Do not even go out from the country during Sultan Birthday’s or during our National Day.

I really miss giving my lengthy lectures in front of the class. I knew, some students may find it boring at times. I miss looking at those red eyes and the timid, weary and sleepy look and able to read their mind – when is this cikgu going to stop for his ‘smoke’ interval

I love you all Class of May 2009. I love you for being patient with my up-roar. I love you for letting me smoke in the class.

Thank you.