Kita Orang-orang Munafik

1 May

(demi kasihku untuk anak-bangsa)

.

.

.

sudah pernah kukhabarkan berita ini

kepada kawan juga kepada lawan

betapa hidup ini penuh pura-pura

hanya untuk sesuap nasi…

.

lupakah kita pada janji Tuhan?

dunia ini sementara

sedang akhirat yang abadi…

.

– ah, mana kita mahu peduli itu semua

biar dunia akan lebur

dan kita turut hancur bersamanya!

(sedang pesta itu terasa asyik sekali iramanya

dan kita terus menari mengikut rentak sumbangnya…)

.

di siang ini:

“kuterdengar alunan merdu puisi

berlegar-legar tentang Aidil Fitri

pujian dan sanjungan silih berganti

dan kita jadi lupa diri

konon ingat Maha Pencipta

sedang kita tahu

itu cuma dusta…”

.

kita leka tertawa dan akan terus tertawa

sedang hati kecil sempat bertanya mengapa

yang mustahil kini terhidang di depan mata…

dan tetap terus bertanya

bertanya dan bertanya lagi

untuk mendapat jawaban yang tak pasti…

.

kun fa ya kun kata Tuhan

namun kita tetap terus bertanya, mengapa?

qadak dan qadar kata pendita

namun kita tetap terus bertanya, mengapa?

tak dipercaya namun nyata

mencari punca sebab keruntuhannya

tarian kita mula longlai jadinya

hilang rentak dan melodi yang semakin sayu…

.

wang berjuta kemana lesapnya?

pembangunan pesat tujuannya kemana?

Pak Haji hilang ketayap

Imam ampit 500 bungkam dan senyap

Range Rover untuknya

100 ribu mengekori sampai kemana-mana

rumah di puncak mahligai

kolam renang yang panas airnya

rasa bahagia dan terus ketawa

terasa dunia milik kita…!

.

namun ketawa itu kini tangisan alunannya:

debaran hati menanti

saat sudah tidak diperlukan lagi…

.

putaran roda yang pasti:

keatas dan kebawah…

silih berganti…

.

kejatuhan itu terjadi:

mata galak kini sudah memerah

bicara yang mula tak luput kalimah Allah…

tidur sudah terasa payah

mimpi yang gundah…

.

siapa di antara kita yang masih bisa ketawa?

bersama runtuhnya sebuah Empire

menjerumuskan satu peradaban

dan ketawa itu adalah dusta…

.

maka jadilah kita manusia yang mudah alpa:

– yang kononnya pasrah pada ketentuan Ilahi

sedang para malaikat leka bermunajat:

– melihat ketololan makhluk bernama manusia…

.

juga manusia agung di sekeliling baginda:

– tetap angguk mencecah dada…

berebutan mencium tangan sesamanya:

– kerana itulah nilai setia…

.

dan aku turut kalut jadinya…

.

“wahai kamu pemegang cokmar

Ulil Amri itu nanti mahu dihantar ke mana?

pintu neraka sedang luas terngangga…”

“wahai kamu para professor

Ulil Amri itu nanti betulkah kalimahnya?

neraka sedang menanti kita…”

.

sesuap nasi membuat kita menjadi manusia bacul

suara entah di mana sedang rintihan adalah irama nafas kita

Berakas pernah menjanjikan kesengsaraan

Gadong pernah jadi pemusnah harapan

Jerudong pernah jadi pemisah kasih sayang

dan Pangkalan Sibabau jadi saksi:

erti sebuah kebebasan…

.

dan kebebasan itulah membuat kita tersasar

durian runtuh membuat kita jadi manusia nanar

lupa diri…

lupa Tuhan…

lupa mati…

seperti kata Khairil, binatang jalang:

ingin hidup seribu tahun lagi…!

.

mengapa harus ketawa?

sedang kita penyebab runtuhnya Empire

mulut terkunci mendapat anugerah Aidil Fitri

menjadi dedalu di siang hari

menjalari pucuk muda di kapal mewah

meratah gadis mentah yang khayal

dengan seribu janji material…

.

qisas Tuhan, Allahurabbi

mengajak kita merenung sejenak

keruntuhan yang diminta…

dan kita tetap angguk mencecah dada…!

.

kutahu bicaraku lancang dan kasar

Jerudong itu bukanlah penjara bagiku…

takutku pada Tuhan, Allahurabbi…

pelurumu memang tidak menggentarkan lagi…

berpantang mati sebelum ajal

membujur lalu melintang patah

tak kudokong si Jebat derhaka

tak kusokong si Tuah yang bongkak patuh

kerana aku adalah aku:

seorang musafir yang menumpang lalu…

.

kalau bicaraku lancang dan kasar

aku sesungguhnya anak kurang-ajar

dan kurang-ajar itu kuajarkan pula pada anak-anakku

supaya tetap ada manusia berani kurang-ajar

biar kamu hilang upaya berkurang-ajar…

kerana aku adalah aku

pemegang amanah ayahku:

“limpahkan taat setia pada Ulil Amri bertakhta…!”

.

ampun beribu ampun

sembah hamba duli tuan patik junjung diampun…

.

.

.

.

.

.

.

.

Sg. Tilong, 5 Januari 2001

Pecah dan Perintah

29 Apr

1. Untuk Pejuang Muda

.

Lumumba mati

Dia menuntut persamaan…

.

Kenneddy pun mati

Dia mengimpikan keamanan…

.

Lama dulu Hussain juga mati

Terbunoh, di Karbala, mempertahan kedaulatan…

.

Sedang Jebat turut kecundang

Di tangan sahabat, menentang kezaliman…

.

Dan berita ini kukhabarkan kepadamu

Kerana aku tidak mahu kau mati

Biarpun kau hamba kebenaran…

.

Namun janji-Nya kita semua meniti hari

Dan mati adalah sesuatu yang pasti

Biar dia seorang yang bernama

Soal kubur kita serupa…

.

Kerana kau seorang pemikir

Ketegasan dan keberanian adalah perlu

Kemarahan selalu saja hampir, melihat

Ayam mati di kepuk padi…

Itik kehausan di air tenang…

.

Namun perjuangan itu jalannya sukar

Penuh darah dan airmata

Sedang orang sabar terus subur….

Dan memang jika namanya pejuang

Satu hari kau pasti menang

Syurga milik syuhada…

.

Dosakah marah menentang bathil?

Pahalakah diplomasi memenangi hati?

Lenakah tidur, mulut berkata ‘ya’ dada sesak menyebutnya?

Sedang adik-adik pasrah dengan ketentuan pengurusan

Hati sedih merintih gagal mengapai simpati mereka

Ah, siapalah kita kalau tak kenal Balesteros dan Niklaus…

.

Rugi diikut resmi dian

Fitrahnya membakar diri

Antara pangkat dan rasa hormat sang majikan

Terselit sekelumit pengharapan orang bawahan

Namun pilihlah anak-isteri dan ibu tercinta

Hidup matimu biar untuk mereka…

..

.

2. Apa Khabar Bos?

..

Firaun mati

Bongkaknya meniup badai

Hartanya bukan perisai…

.

Hitler juga mati

Niat buruknya berkecai

Tenteranya bercerai-berai…

.

Marcos juga sudah mati

Ah, bukankah dia dulunya pejuang kemerdekaan?

Peradapan manusia lupa pencipta-Nya

Dari segumpal tanah kita datang

Akan ke tanah juga akhirnya

Sedang rakyat seperti gunung berapi bunting lava

Menanti saat untuk memuntahkan laharnya

Dan sejarah tak pernah dusta…

.

Lupakah janji Tuhan?

Kun fa ya kun… singkat perintah-Nya

Gunung kekar runtuh, maka runtuhlah…

Ribut Greg, kejatuhan Ringgit dan Sang Saka

Sekelumit peringatan-Nya,

Kembalilah ke pangkal jalan…

..

.

3. Silakan Yang Berhormat, Junjung…

.

.

Lahir kita telanjang

Mati dibalut kafan…

.

Di puncak jaya

Rumahmu tersegam megah

Halaman luas cuma ada bonsai dan anggerik Saleha

Tanpa batas cabi, tanpa batas sawi

Bukti hakikat, keberhasilan diri

Serta tidurmu didodoi santri…

.

Sedang 300SELmu derumnya menggerunkan

Lambang status, aku orang besar

Dan harus dibesarkan…

.

Shah Iran dengan Savaknya

Juga Hitler dengan kekuatan Gestaponya

Napoleon dan Genghis Khan

Semua hancur dalam keangkuhan…

.

Hidup ini terminal

Tempat singgah, menanti tujuan asal

Hakiki dan kekal abadi…

Sedang setiap langkah diperhitungkan

Rasau bagimu bukan masaalah, ya memang

Siratal Mustaqim nanti bagaimana cerita?

Perlukah Merc yang hitam berkilat warnanya?

.

.

4. Yang Bergelojak Jiwanya

.

Di belakang Ceasar terpacak pisau Brutus

Dan cerita sebegini, akan berlanjutan terus…

.

Sejarah kita parah

Jangan dilupa ‘pecah dan perintah’

Penyakit kita paling ketara, PHD…

Sayang…, itulah tiket ke neraka…

.

Perlukah jadi dedalu?

Suksess kebetulan cuma, jangan diburu

Sedang rezeki hak Tuhan, Allah Azza Wajalla…

Yang bulat datang bergolek

Yang pipih datang melayang

Berkiblatlah pada qadak dan qadar-Nya…

.

Kalau pun memang jawatan atau sesuatunya jadi igauan

Jangan digapainya cara Brutus

Meniti ke puncak jaya

Berbaloikah di atas derita mereka…?

.

Jika kau berpaut pada awan…

Pasti jatuh, sebelum awan itu sendiri bercerai berai…

.


My First English Poem

10 Apr

This, I Promise

(especially for my beloved Ulfa)

.

I can’t promise you a rose garden

For its way out of my tiny might

The wildest of dreams

For I want just to be true

Till the day I’d come

With a heart full of blossoms

This, I promise…

.

I can’t promise you a Taj Mahal’s wedding

For I don’t even dare to dream

Knowing I would fail you

For not being me

And not being real

Dreaming the wildest of dreams

O yes, only my true love.

This, I promise…

.

I can’t promise you showering gifts

The glitters of a woman needs

Those faraway beaches

Or Nusa Dua sunsets

For I have nothing more to give

Than my trusting you

And smiles on my face.

This, I promise…

.

This, my love, I promise:

The sweetest smile you’ll ever had

A shoulder for you to cry-on

An ear that would always ready to listen

Eyes that look straight into yours

Comforting words when you’re angry

And children who would be a somebody…

This, I promised…

Camar Putih

Smoking Mona Lisa

29 Mar

Rambo X – The Smoking Gun

21 Mar

That was the e-mail topic I received about ten minutes ago, from the JAN SHIM. I can’t deny the fact that I really love the pictures which he took of me enjoying my ‘HARAM’ likings (to whom it may concern: HARAM LANGSUT NINIMU….!!!!)

We went for Brunei River cruising yesterday, departing Yayasan jetty slightly over 4.45 pm, going towards Bangkurong bridge, passing the Istana Nurul Iman – capturing the unknown beauties of some portion of undisturbed mangrove swamps along the way, while waiting for the sun to sets in. We saw some monkeys, one in particular quite huge to be called monkey (from a distance about 200 meters, that monkey, seriously look like, 60kgs or so…..). We also spottted a shy crocodile, which dived immediately when Jan Shim’s camera was all ready to take the snap. Apparently, the crocodile is not ready to become famous yet.

The sunsets was a bit frustrating as we were at the wrong place at the wrong time. It was really different from shooting sunsets at the beach where we can have the horizon and capture the sun sets in. But then, the frustrations was never really felt as the group itself was very entertaining. There will always be a next time, for sure. Our next planned trip is to Pulau Keingaran and its surrounding, end of April or early May. Maybe taht time we will start as early as 12 noon, so that we can enjoy our pack lunch at Pulau Keingaran, an island which belongs to Sheikh Mahmud Al-Idrus family 🙂

.

.

.

.

P/S: More photos from the outing will be posted later……